untuk menentukan kawasan mana yang termasuk lindung, penyangga atau budidaya maka dapat digunakan teknik analisis homogenity dengan bantuan tool "arc view". untuk indikator dapat diambil dari kondisi fisik berupa kelerengan, jenis tanah dan curah hujan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:
Analisis Kondisi Topografi
Adapun klasifikasi mengenai kelas kelerengan adalah sebagai berikut :
TABEL IV
KELAS LERENG DAN NILAI SKOR
No | Kelas Lereng | Lereng (%) | Deskripsi Kelerengan | Skor |
1 | I | 0 – 8 | Datar | 20 |
2 | II | 8 – 15 | Landai | 40 |
3 | III | 15 – 25 | Agak curam | 60 |
4 | IV | 25 – 45 | Curam | 80 |
5 | V | > 45 | Sangat curam | 100 |
Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982
dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa kelerangan 0-8 cocok sebagai kawasan permukiman sedangkan 25-45, >45 cocok sebagai kawasan lindung (non permukiman)
dibawah ini adalah contoh peta kelerangan (beserta skor)
Analisis Geologi dan Jenis Tanah
Adapun kelas jenis tanah berdasarkan kepekaan melalui skoring dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
TABEL
KELAS TANAH MENURUT KEPEKAAN EROSI DAN NILAI SKOR
No | Kelas Tanah | Jenis Tanah | Deskripsi Terhadap Erosi | Skor |
1 | I | Alluvial, tanah clay, planosol, hidromorf kelabu, laterit air tanah | Tidak peka | 15 |
2 | II | Latosol | Kurang peka | 30 |
3 | III | Brown forest soil, non caltic brown, mediteran. | Agak peka | 45 |
4 | IV | Andosol, laterit, grumosol, podosol, podsolic. | Peka | 60 |
5 | V | Regosol, litosol, organosol, renzina. | Sangat peka | 75 |
Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis Kelas tanah yaitu kelas pertama terdiri dari jenis tanah Alluvial dengan deskripsi tidak peka sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun seperti kawasn industri, perdagangan, perkantoran dan kawsan perikanan. Sedangkan untuk empat kelas tanah yang lain diantaranya Latosol, Mediteran, Andosol, Laterit, Gromosol, Regosol dan Organosol yang sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan.
dibawah ini adalah contoh peta jenis tanah
sumber RTRW Wonogiri 2009
Analisis Klimatologis
Seperti halnya analisis penentuan skor sebelumnya, dalam penentuan nilai skor terhadap intensitas curah hujan juga didasarkan pada SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982, dimana nilai skor untuk intensitas curah hujan ditetapkan sebagai berikut:
TABEL IV.20
TABEL INTENSITAS HUJAN HARIAN RATA-RATA DAN NILAI SKOR
No. | Kelas | Interval (mm/hari) | Deskripsi | Skor |
1 | I | 0 – 13, 6 | Sangat rendah | 10 |
2 | II | 13,6 – 20,7 | Rendah | 20 |
3 | III | 20,7 –27,7 | Sedang | 30 |
4 | IV | 27,7 –34,8 | Tinggi | 40 |
5 | V | > 34,8 | Sangat tinggi | 50 |
Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982
curah hujan rendah maka sangat cocok untuk budidaya tanaman tahunan, selain itu juga baik untuk pertanian lahan basah maupun lahan kering.contoh peta curah hujan di kab Wonogiri
sumber RTRW Wonogiri 2009
Analisis Kelayakan Lahan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan disetiap aspek alamiah yang terdapat di wilayah studi, dapat diketahui kelayakan lahan yang ada. Penilaian untuk menentukan kelayakan lahan menurut SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/1982 disajikan dalam tabel berikut ini :
TABEL IV.22
KRITERIA DAN TATA CARA PENETAPAN
KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA
No | Fungsi Kawasan | Total Nilai Skor |
1 | Kawasan Lindung | >175 |
2 | Kawasan Penyangga | 125 – 174 |
3 | Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan budidaya | <125 |
4 | Kawasan Budidaya Tanaman Semusim budidaya | <125 |
5 | Kawasan Pemukiman budidaya | <125 |
Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982
Keterangan : Total nilai skor dari tiga faktor yang dinilai :
§ Lereng
§ Jenis tanah menurut kepekaan terhadap erosi
§ Curah hujan harian rata- rata
Sesuai dengan jenis tanah, kelerengan lahan, dan kondisi intensitas curah hujan di wilayah studi, secara umum lahan di wilayah studi dapat ditetapkan fungsi kawasan berdasarkan analisis fungsi kawasan
contoh proses ilustrasi skoring dengan overlay ( penggabungan)
menjadi peta fungsi lahan dibawah ini:
Sumber: RTRW Wonogiri 2009