Translate

Thursday, April 28, 2011

"Homogenity analisys" Teknik Penentuan Pemanfaatan Lahan

analisis penentuan pemanfaatan lahan
Pola ruang mempunyai tiga jenis penggunaan ruang yang mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing agar terciptanya kehidupan dinamis antara manusia dan alam. jenis-jenis pola ruang tersebut adalah kawasan lindung, kawasan penyangga dan kawasan budidaya. kawasan lindung berfungsi sebagai kawasan yang melindungi contoh kawasan yang melindungi bawahnya (dari erosi dan bencana alam), kawasan lindung setempat (sempadan sungai) dll. kawasan penyangga berguna untuk tanaman tahunan (kawasan yang tidak boleh dijadikan permukiman tapi dapat dimanfaatkan sebagai budidaya perkebunan dll). kawasan budidaya, kawasan yang diperuntukkan sebagai aktivitas masyarakat seperti permukiman, perdagangan, industri dll.
untuk menentukan kawasan mana yang termasuk lindung, penyangga atau budidaya maka dapat digunakan teknik analisis homogenity dengan bantuan tool "arc view". untuk indikator dapat diambil dari kondisi fisik berupa kelerengan, jenis tanah dan curah hujan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:

Analisis Kondisi Topografi

Adapun klasifikasi mengenai kelas kelerengan adalah sebagai berikut :

TABEL IV

KELAS LERENG DAN NILAI SKOR

No

Kelas Lereng

Lereng (%)

Deskripsi Kelerengan

Skor

1

I

0 – 8

Datar

20

2

II

8 – 15

Landai

40

3

III

15 – 25

Agak curam

60

4

IV

25 – 45

Curam

80

5

V

> 45

Sangat curam

100

Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982


dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa kelerangan 0-8 cocok sebagai kawasan permukiman sedangkan 25-45, >45 cocok sebagai kawasan lindung (non permukiman)

dibawah ini adalah contoh peta kelerangan (beserta skor)

sumber: RTRW Wonogiri, 2009

Analisis Geologi dan Jenis Tanah

Adapun kelas jenis tanah berdasarkan kepekaan melalui skoring dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL

KELAS TANAH MENURUT KEPEKAAN EROSI DAN NILAI SKOR

No

Kelas Tanah

Jenis Tanah

Deskripsi Terhadap Erosi

Skor

1

I

Alluvial, tanah clay, planosol, hidromorf kelabu, laterit air tanah

Tidak peka

15

2

II

Latosol

Kurang peka

30

3

III

Brown forest soil, non caltic brown, mediteran.

Agak peka

45

4

IV

Andosol, laterit, grumosol, podosol, podsolic.

Peka

60

5

V

Regosol, litosol, organosol, renzina.

Sangat peka

75

Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis Kelas tanah yaitu kelas pertama terdiri dari jenis tanah Alluvial dengan deskripsi tidak peka sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun seperti kawasn industri, perdagangan, perkantoran dan kawsan perikanan. Sedangkan untuk empat kelas tanah yang lain diantaranya Latosol, Mediteran, Andosol, Laterit, Gromosol, Regosol dan Organosol yang sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan.


dibawah ini adalah contoh peta jenis tanah

sumber RTRW Wonogiri 2009


Analisis Klimatologis

Seperti halnya analisis penentuan skor sebelumnya, dalam penentuan nilai skor terhadap intensitas curah hujan juga didasarkan pada SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982, dimana nilai skor untuk intensitas curah hujan ditetapkan sebagai berikut:

TABEL IV.20

TABEL INTENSITAS HUJAN HARIAN RATA-RATA DAN NILAI SKOR

No.

Kelas

Interval (mm/hari)

Deskripsi

Skor

1

I

0 – 13, 6

Sangat rendah

10

2

II

13,6 – 20,7

Rendah

20

3

III

20,7 –27,7

Sedang

30

4

IV

27,7 –34,8

Tinggi

40

5

V

> 34,8

Sangat tinggi

50

Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982

curah hujan rendah maka sangat cocok untuk budidaya tanaman tahunan, selain itu juga baik untuk pertanian lahan basah maupun lahan kering.
contoh peta curah hujan di kab Wonogiri

sumber RTRW Wonogiri 2009

Analisis Kelayakan Lahan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan disetiap aspek alamiah yang terdapat di wilayah studi, dapat diketahui kelayakan lahan yang ada. Penilaian untuk menentukan kelayakan lahan menurut SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/1982 disajikan dalam tabel berikut ini :

TABEL IV.22

KRITERIA DAN TATA CARA PENETAPAN

KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA

No

Fungsi Kawasan

Total Nilai Skor

1

Kawasan Lindung

>175

2

Kawasan Penyangga

125 – 174

3

Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan budidaya

<125

4

Kawasan Budidaya Tanaman Semusim budidaya

<125

5

Kawasan Pemukiman budidaya

<125

Sumber : SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982

Keterangan : Total nilai skor dari tiga faktor yang dinilai :

§ Lereng

§ Jenis tanah menurut kepekaan terhadap erosi

§ Curah hujan harian rata- rata

Sesuai dengan jenis tanah, kelerengan lahan, dan kondisi intensitas curah hujan di wilayah studi, secara umum lahan di wilayah studi dapat ditetapkan fungsi kawasan berdasarkan analisis fungsi kawasan

contoh proses ilustrasi skoring dengan overlay ( penggabungan)

menjadi peta fungsi lahan dibawah ini:

Sumber: RTRW Wonogiri 2009



1 comment:

  1. Sangat menarik,dan informatif..
    ditunggu update postingan yang lainnya :)

    ReplyDelete